KHASIAT
DAN PANDANGAN ISLAM
TERHADAP
TUMBUHAN KEJI BELING

Disusun
oleh :
Annisa
Auliya (K100150120)
Aulia
Noor Husna (K100150139)
Hayina
Wahyu R (K100150130)
Umi
Khasanah (K100150153)
Ummu
Muflihati Rasyidah (K100150102)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS
FARMASI
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak
lupa pula shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan Nabi Agung Muhammad SAW.
Makalah ini berjudul Khasiat
dan Pandangan Islam terhadap Tumbuhan Keji Beling. Dengan selesainya
makalah ini, kami selaku penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Ayah dan ibunda tercinta,
2.
Ibu Puji Asmini, M.Sc. selaku dosen
pembimbing,
3.
Teman-teman serta seluruh pihak yang
telah membantu proses penyelesaian makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, dikarenakan kurangnya
pengetahuan maupun referensi yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik, saran, maupun masukan agar kami dapat menyempurnakan
makalah kami kedepannya. Semoga, makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Surakarta,
7 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………. ii
Bab I PENDAHULUAN
…………………………………………………………….. 1
1.1 Latar
Belakang …………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan
Penulisan …………………………………………………………..... 1
1.4 Manfaat
Penulisan ………………………………………………………….. 1
Bab II ISI
……………………………………………………………………………... 2
2.1 Identifikasi
………………………………………………………………….. 2
2.1.1 Asal Usul Tumbuhan Keji
Beling …………………………………....... 2
2.1.2 Klasifikasi Tumbuhan Keji Beling …………………………………...... 2
2.1.3 Morfologi Tumbuhan Keji Beling …………………………………....... 2
2.1.2 Klasifikasi Tumbuhan Keji Beling …………………………………...... 2
2.1.3 Morfologi Tumbuhan Keji Beling …………………………………....... 2
2.2 Pembahasan
……………………………………………………………….. 3
2.2.1 Penyebab Terjadinya Penyait Batu Ginjal …………………………...... 3
2.2.1 Penyebab Terjadinya Penyait Batu Ginjal …………………………...... 3
2.2.2 Bagian Keji Beling yang Bermanfaaat
……………………………...… 4
2.2.3 Kandungan Tumbuhan Keji
Beling ………………………………….... 4
2.2.4 Manfaat dan Khasiat Keji Beling ………………………………..…… 4
2.2.5 Dosis dalam Resep Modern dan Tradisional ……………………..…... 5
2.2.4 Manfaat dan Khasiat Keji Beling ………………………………..…… 4
2.2.5 Dosis dalam Resep Modern dan Tradisional ……………………..…... 5
2.2.6 Efek Samping dari
Penggunaan Daun Keji Keling ………………......... 6
2.3 Pandangan
Hukum Islam Tentang Penggunaan Daun Keji Beling ………......... 6
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….. 7
1.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………. 7
1.2 Saran
……………………………………………………………………….. 7
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………... 9
LAMPIRAN
…………………………………………………………………………… 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam takkan pernah ada habisnya
memberikan kekayaannya untuk dimanfaatkan dalam segala sektor bidang kehidupan.
Keanekaragaman tumbuhan yang dikandungnya telah memberikan kontribusi besar
dalam perkembangan umat manusia khususnya di bidang pengobatan. Manusia sudah
menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat sejak zaman dahulu sebelum adanya
obat-obat kemasan. Bahkan, sampai di zaman modern dewasa ini, masih banyak
praktik pengobatan-pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan yang masih
dilakukan masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu.
Keji Beling adalah salah satu
tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya batu
ginjal. Pada penggunaannya, air rebusan dari daun Keji Beling inilah yang
dipercaya berkhasiat mencegah pembentukan batu ginjal. Praktik penggunaan
tumbuhan ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat luas.
Namun, seperti yang kita ketahui,
tidak semua tumbuhan dalam pandangan islam aman dan halal untuk dikonsumsi.
Dalam makalah ini, kami ingin menguraikan apa saja yang terkandung di dalam
tumbuhan Keji Beling sehingga ia mampu menyembuhkan batu ginjal dan mengkaji
kehalalan tumbuhan ini dalam sudut pandang Islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
batu ginjal dapat terjadi?
2. Bagian
manakah dari tumbuhan keji beling yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan batu
ginjal?
3. Apa
saja kandungan dari bagian tumbuhan tersebut?
4. Bagaimana
prosedur pengolahan tumbuhan tersebut untuk mengobati batu ginjal?
5. Adakah
efek samping dari mengkonsumsi tumbuhan keji beling?
6. Bagaimana
pandangan Islam terhadap pengkonsumsian tumbuhan keji beling?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memberikan informasi terkait khasiat tumbuhan Keji Beling yang
dipercaya mampu mengatasi batu ginjal dan pandangan islam terhadap kehalalan
pengkonsumsian tanaman tersebut kepada pembaca.
1.4 Manfaat Penulisan
Teoritis
: memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang khasiat tumbuhan Keji Beling.
Praktis:
berguna bagi pembaca maupun pihak yang bersangkutan dalam penulisan makalah.
Bab II
ISI
2.1 Identifikasi
2.1.1
Asal
Usul Tumbuhan Keji Beling
Keji Beling (Strobilanthes
crispus Bl) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas
menyerupai rumput berbatang tegak mirip seperti semak-semak. Keji beling atau
orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan
dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate
menyebutnya dengan nama “lire”. Keji beling sering juga disebut dengan istilah
kaca beling, ngikilo, keci beling, enyah kilo, picah beling. Tanaman ini tumbuh
liar dan sangat mudah dijumpai di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah
tepi sungai dan tanah kosong. Meski mampu tumbuh subur dan banyak dijumpai di
Indonesia, namun tumbuhan ini bukan asli dari Indonesia, melainkan dari
Madagaskar. Tanaman ini ditemukan oleh Thomas Anderson (1832-1870).
Tanaman
keji beling (Strobilanthes crispus)
adalah tanaman terna yang biasa ditanam masyarakat sebagai tanaman pagar.
Tanaman ini juga sebagai tanaman herbal liar hidup menahun yang banyak
manfaatnya bagi kesehatan dalam penyembuhan beberapa penyakit.
2.1.2
Klasifikasi
Tumbuhan Keji Beling
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Scrophulariales Famili : Acanthaceae Genus : Strobilanthes Spesies : Strobilanthes crispus Bl |
2.1.3
Morfologi
Tumbuhan Keji Beling
Tumbuhan Strobilanthes crispus adalah jenis
tanaman berbatang basah dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak,memiliki
batang beruas, bentuk batangnya bulat dengan diameter antara 0,12 - 0,7 cm,
berbulu kasar, percabangan monopodial sehingga bisa dipisahkan dari tanaman
induk. Kulit batang berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda
dan berubah jadi coklat setelah tua.
Tergolong
jenis daun tunggal, berhadapan, bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong,
permukaan daunnya memiliki bulu halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun
meruncing, pangkal daun runcing, panjang helaian daun berkisar ± 5 - 8 cm,
lebar ± 2 - 5 cm, bertangkai pendek, tulang daun menyirip, dan warna permukaan
daun bagian atas hijau tua sedangkan bagian bawah hijau muda.
Bunganya
tergolong bunga majemuk, bentuk bulir padat, mahkota bunga bentuk corong, terbagi
lima, berambut dan warna bunga putih kuning atau ungu. Benang sarinya berjumlah
empat, berwarna putih dan kuning.
Keji
beling memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau ketika masih muda dan
berwarna hitam setelah tua atau matang, berisi 2-4 biji. Untuk bijinya
berbentuk bulat, pipih, ukurannya kecil dan berwarna coklat.
Sistem
perakarannya tunggang, bentuk akar seperti tombak, dan berwarna coklat muda.
2.2 Pembahasan
2.2.1
Penyebab
Terjadinya Batu Ginjal
Batu ginjal (renal lithiasis) adalah gumpalan kecil dan keras
yang terbentuk di dalam ginjal anda. Batu ginjal terbentuk dari mineral dan
asam garam. Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal. Pada skenario yang
umum, batu ginjal terbentuk ketika urin berkonsentrasi, mineral mengkristal dan
menggumpal.

Sakit batu ginjal biasanya dimulai pada sisi tubuh atau
punggung, di bawah pinggul serta bergerak ke perut bagian bawah dan pangkal
paha. Rasa nyeri berubah seiring dengan pergerakan batu ginjal pada saluran
urin.
Batu ginjal biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Pengobatan rasa sakit dan minum banyak air merupakan bagian dari pengobatan
yang sering dibutuhkan. Bagaimanapun, pengobatan dapat membantu mencegah
terbentuknya batu ginjal pada mereka dengan peningkatan risiko.
Batu ginjal dapat ataupun tidak menyebabkan tanda dan gejala
sampai batu tersebut bergerak di dalam ureter –pipa yang menghubungkan ginjal
dan kandung kemih. Pada satu titik, tanda dan gejala yang dapat terjadi adalah:
·
Nyeri yang parah pada sisi
tubuh atau punggung, di bawah pinggul
·
Nyeri yang menyebar ke
bagian bawah tubuh dan pangkal paha
·
Nyeri pada saat buang air
kecil
·
Urin berwarna merah muda,
merah atau coklat
·
Mual dan muntah
·
Sering buang air kecil
·
Demam dan menggigil saat
infeksi terjadi
2.2.2
Bagian Keji Beling yang Bermanfaaat
Bagian keji beling yang bermanfaat
adalah bagian daunnya. Di dalam daun memiliki banyak kandungan yang berkhasiat
dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti meluruhkan batu ginjal, batu
empedu, obat disentri, diare, gatal terkena ulat atau semut, dan lain-lain.
Cara menggunakannya dengan di rebus ataupun di makan sebagai lalapan.
2.2.3
Kandungan
Tumbuhan Keji Beling
Herbal
Keji Beling memiliki kandungan mineral sangat tinggi. Kalium 1%, Kalsium 24%,
Natrium 24%, Ferum 1%, Fosfor 1%. Daunnya mengandung Vitamin C, B1, dan B2 yang
tinggi. Dari berbagai penelitian diketahui tumbuhan Keji Beling mengandung
zat-zat kimia seperti, Kalium, Kalsium, Natrium dan Asam silikat. Kalium
berfungsi melancarkan kencing dan penghancur batu dalam empedu, ginjal dan
kandung kemih. Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstra seluler untuk
meningkatkan volume darah. Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan darah
dan juga sebagai katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh serta
mempertahankan fungsi membrane sel. Sedangkan Asam Silikat berfungsi mengikat
air, minyak, dan senyawa-senyawa nonpolar lainnya.
2.2.4
Manfaat
dan Khasiat Keji Beling
Dari berbagai
penelitian diketahui tanaman keji beling mengandung zat-zat kimia antara lain :
kalium, natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan
polilenoi. Kalium
pekat yang terkandung dalam daun keji
beling bisa meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur lainya yang
terkandung dalam keji beling dapat memperlancar sekresi gula dalam darah, menghancurkangumpaalankolesteroldalamdarah,
membantu proses pembuangan tinja yang keras sehingga bisa berfungsi sebagai
pencahar. Disamping itu kandungan anti racun yang terdapat dalam daun keji
beling dapat menyembuhkan sakit akibat gigitan ular berbisa.
Daun keji beling juga dapat digunakan sebagai obat disentri
dan diare. Daun tumbuhan ini selain direbus untuk diminum airnya juga dapat
dimakan sebagai lalapan setiap hari secara teratur. Daun keji beling jjuga
kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal terkena ulat atau semut hitam.
Caranya dengan mengoleskan langsung daun keji beling ke bagian tubuh yang
gatal. Selain itu, daun ini juga dapat mengatasi tumor, diabetes melitus,
liver, dan maag dengan cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari.
2.2.5
Dosis dalam Resep Modern dan Tradisional
Dosis
modern untuk keji beling belum memiliki dosis yang disepakati. Tetapi menurut
penelitian yang telah ada sebelumnya, keji beling tidak boleh dikonsumsi
melebihi 2 gram serbuk sekali minum. Oleh sebab itu, penderita sebaiknya
membatasi konsumsi kejibeling untuk terhindar dari adanya efek samping.
Pembuatan
ramuan kejibeling dapat dilakukan dengan resep tradisional, seperti diolah
menjadi ramuan, teh dan lain sebagainya. Pembuatan ramuan kejibeling untuk pengobatan
batu ginjal diantaranya:
Ø Ramuan
pertama:
-
Sediakan 30 lembar daun keji beling.
-
Rebus ke dalam 2 gelas air.
-
Minum airnya sekaligus setelah dingin.
Ø Ramuan
kedua:
-
Sediakan 50 gram daun keji beling, 7
batang meniran dan 7 lembar daun ungu.
-
Setelah semua bahan dicuci, rebus ke
dalam 4 gelas air hingga airnya tersisa setengahnya.
-
Setelah dingin, minum sebanyak 3 kali
dalam sehari.
Ø Ramuan
ketiga
- Sediakan daun kejibeling, daun sarap,
daun pecut kuda, daun kumis kucing masing-masing 7 lembar
- Direbus dengan 5 gelas air bersih sampai
tersisa 3 gelas, setelah dingin disaring.
- Minum dua kali sehari, ¾ gelas tiap kali
minum
Ø Ramuan
keempat
Campuran dari 50 gram daun keji beling segar, 6 buah tongkol jagung, 50 gram rambut
jagung, dan 30 gram kumis kucing. Ramuan tersebut dicuci bersih, kemudian
direbus dengan 800 cc air hingga air yang tersisa 450 cc, kemudian larutan
disaring. Ramuan ini diminum 3 kali sehari dan setiap kali hanya 150 cc.
(Mursito,2001)
Ø Batu
ginjal
Daun keji Beling 50 gram, meniran segar
7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai
menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. atau Daun
keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah,
dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah
dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap
hari sampai rasa sakit menghilang.
2.2.6
Efek
Samping dari Penggunaan Daun Keji Beling
Keji beling pada
umumnya aman untuk dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah wajar. Sedangkan efek
sampingnya belum diketahui sampai sekarang. Namun, jika mengalami gejala efek
samping setelah mengkonsumsinya, maka disarankan untuk segera menghentikan
pengggunaan kemudian berkonsultasi dengan dokter.
Kejibeling
selain dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan ginjal,
menurut penelitian tanaman ini memiliki efek samping jika dikonsumsi melebihi 2
gram serbuk sekali minum. Dengan konsumsi melebihi dosis dapat menimbulkan
iritasi saluran kemih, selain itu ternyata ditemukan adanya sel-sel darah merah
dengan jumlah melebihi batas normal pada urine pasien yang mengonsumsi keji
beling untuk mengobati sakit batu ginjal. Hal ini karena daun kejibeling
mengandung potassium dan menyebabkan tanaman ini digolongkan sebagai golongan
diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Diuretik
adalah golongan obat-obatan yang sifatnya meningkatkan produksi urine dan biasa
digunakan sebagai terapi pada penderita tekanan darah tinggi. Selain itu adanya
asam silikat menyebabkan penderita gastritis dilarang keras untuk mengonsumsi
kejibeling.
Yang
menjadi permasalahan mendasar obat herbal adalah belum adanya standar dosis
pada setiap tanaman obat agar dapat digunakan sebagai bahan terapi. Daun
kejibeling ini belum banyak diteliti karena itu efek samping yang
ditimbulkanpun belum banyak diketahui. Hal ini dapat menyebabkan penderita
salah dalam mengonsumsi karena jika dosis yang digunakan berlebihan juga dapat
menimbulkan efek samping.
2.3 Pandangan Hukum Islam Tentang Penggunaan
Daun Keji Beling
Karena
belum adanya penelitian mendalam tentang kejibeling, sampai sekarang pun belum
ada hukum yang mengharamkan pengonsumsian kejibeling. Tetapi MUI mengeluarkan
fatwa bahwa pada dasarnya tumbuhan obat adalah halal, namun bisa menjadi haram
apabila dalam pengolahan dan pemrosesan lanjut dengan bahan tambahan dan atau
bahan penolong yang tidak halal. Selain proses dan pengolahan, kehalalan
tumbuhan obat dipengaruhi dari cara memperolehnya apakah didapat dengan cara
halal atau haram.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat
disimpulkan secara detail, bahwasannya identifikasi dari tanaman keji beling
sendiri memiliki karakteristik yang menarik bagi penemuan obat herbal di dunia,
terutama di Indonesia. Walaupun tidak ditemukan pertama kali di Indonesia,
tetapi proses dan penggunaannya dapat dilakukan di Indonesia, yang terkenal
dari produksinya adalah untuk pengobatan penyakit batu ginjal dan beberapa
penyakit yang berhubungan dengan organ ginjal. Selain itu, kandungan dan
manfaatnya yang dapat ditimbulkan dalam pengonsumsian secara benar dapat
menghasilkan efek yang sangat signifikan untuk penyembuhan berbagai macam
penyakit, termasuk yang paling dominan adalah keterkaitan senyawanya dalam
penyembuhan berbagai macam penyakit pada organ ginjal.
Tanaman keji beling yang dimanfaatkan untuk produksi obat
herbal adalah bagian daunnya. Walaupun sebagian dari bagian tubuh tumbuhannya
ada yang dapat dimanfaatkan untuk produksi lain, tapi yang lebih mendominasi
dari pemanfaatannya adalah daunnya.
Tanaman
keji beling sendiri tidak dapat digunakan secara berlebihan dan dengan dosis
yang tidak lazim, karena walaupun belum ditemukan efek sampingnya selain
alergi. Namun, hal ini pun harus diwaspadai dalam penyediaan dosisnya.
Tanaman keji beling ditemukan untuk pengobatan berbagai
penyakit pada organ-organ manusia, terutama organ ginjal. Beberapa sebab
terjadinya endapan zat kapur dalam ginjal yang biasa terkenal dengan sebutan
“batu ginjal”, disebabkan oleh urine yang berkonsentrasi dengan mineral yang
berlebihan dan tertimbun, kemudian mengalami penggumpalan dan pengkristalan di
dalam ginjal. Sehingga terbentuknya gumpalan yang memadat dari senyawa CaCO3
dalam ginjal dan hal dapat dihindari dengan cara mengkonsumsi banyak air
mineral agar transportasi zat makanan dan metabolisme tubuh dapat berjalan
secara lancar.
Hukum mengkonsumsi daun keji beling pun di halalkan oleh
MUI, sebab kandungan dalam tanaman keji beling sendiri tidak mengandung senyawa
yang membahayakan tubuh. Dan segala jenis tumbuhan yang digunakan untuk
pengobatan dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, itu tidaklah diharamkan.
3.2 Saran
Penggunaan dan pemanfaatan tanaman keji beling,
sebaikanya digunakan sebagaimana funsinya dan dengan takaran yang telah
ditentukan serta tidak berlebihan dalam dosis penggunaannya.
Pencegahan dalam menangani berbagai masalah penyakit
perlu diperhatikan, terutama penyakit batu ginjal. Kerena sebelum melakukan
pengobatan, harus diawali oleh sebuah usaha dalam mencegahnya. Salah satu untuk
mencegah penyakit batu ginjal adalah dengan cara mengkonsumsi air mineral
sebanyak-banyaknya. Karena air mineral dapat melancarkan metabolisme tubuh, dan
dengannya dapat mencegah berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
Memperhatikan hukum atau dasar agama dalam penggunaan
berbagai macam produksi, agar tidak terjebak oleh produksi haram. Dan apabila
terdapat efek yang tidak wajar, segera konsultasikan keluhan tersebut kepada
dokter spesialis.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2015.”Keji Beling”. http://kb.123sehat.com/herbal/keji-beling/#efek-samping-keji-beling.
Wibowo,
Aji.2012.”Waspada Efek Samping Tanaman
Obat”. http://farmatika.blogspot.com/2012/05/waspada-efek-samping-tanaman-obat.html.
Anonim.2013.”Beberapa Tanaman Herbal dan Efek Sampingnya”. http://www.vemale.com/topik/tanaman-obat/42621-beberapa-tanaman-herbal-dan-efek-sampingnya-2.html.
Echo, hologram.2014.”Keci
Beling (Strobilanthes crispa)”. http://www.herbalmedicineindonesia.com/2014/10/kecibeling-strobilanthes-crispa.html.
Yahya,
Jesicca Andrea dkk. 2009.”PKM Pemanfaatan Teh Daun Keji Beling (Strobilanthes Crispus
Bl) Sebagai Alternatif Pengobatan Penyakit Batu Ginjal dan
Diabetes”.Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Anonim.2015.”Herbal Keji Beling”.http://kb.123sehat.com/herbal/keji-beling/.
Permana, dody.2009.”Daftar Makanan Yang Halal dan Haram dalam Islam”.
LAMPIRAN

No comments:
Post a Comment