Sunday, September 13, 2015

KHASIAT DAN PANDANGAN ISLAM TERHADAP TUMBUHAN KEJI BELING



KHASIAT DAN PANDANGAN ISLAM
TERHADAP TUMBUHAN KEJI BELING



Disusun oleh :
Annisa Auliya (K100150120)
Aulia Noor Husna (K100150139)
Hayina Wahyu R (K100150130)
Umi Khasanah (K100150153)
Ummu Muflihati Rasyidah (K100150102)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS FARMASI
2015/2016





KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW.
            Makalah ini berjudul Khasiat dan Pandangan Islam terhadap Tumbuhan Keji Beling. Dengan selesainya makalah ini, kami selaku penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Ayah dan ibunda tercinta,
2.      Ibu Puji Asmini, M.Sc. selaku dosen pembimbing,
3.      Teman-teman serta seluruh pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini.

            Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, dikarenakan kurangnya pengetahuan maupun referensi yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik, saran, maupun masukan agar kami dapat menyempurnakan makalah kami kedepannya. Semoga, makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.


                                                                                                Surakarta, 7 September 2015


                                                                                                                Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………      i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….       ii
Bab I   PENDAHULUAN ……………………………………………………………..       1
1.1  Latar Belakang ……………………………………………………………..       1
1.2  Rumusan Masalah …………………………………………………………..      1
1.3  Tujuan Penulisan ………………………………………………………….....      1
1.4  Manfaat Penulisan …………………………………………………………..      1
Bab II  ISI ……………………………………………………………………………...      2         
            2.1 Identifikasi …………………………………………………………………..     2
                   2.1.1 Asal Usul Tumbuhan Keji Beling ………………………………….......     2
                   2.1.2 Klasifikasi Tumbuhan Keji Beling …………………………………......     2         
                   2.1.3 Morfologi Tumbuhan Keji Beling ………………………………….......     2

            2.2 Pembahasan ………………………………………………………………..      3
                   2.2.1 Penyebab Terjadinya Penyait Batu Ginjal …………………………......      3
                   2.2.2 Bagian Keji Beling yang Bermanfaaat ……………………………...…      4
                   2.2.3 Kandungan Tumbuhan Keji Beling …………………………………....      4
                   2.2.4 Manfaat dan Khasiat Keji Beling
………………………………..……      4
                   2.2.5
Dosis dalam Resep Modern dan Tradisional ……………………..…...      5
                   2.2.6 Efek Samping dari Penggunaan Daun Keji Keling ……………….........      6

            2.3 Pandangan Hukum Islam Tentang Penggunaan Daun Keji Beling ……….........      6

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………..     7
1.1  Kesimpulan ………………………………………………………………….     7
1.2  Saran ………………………………………………………………………..     7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...     9
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………     10




BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Alam takkan pernah ada habisnya memberikan kekayaannya untuk dimanfaatkan dalam segala sektor bidang kehidupan. Keanekaragaman tumbuhan yang dikandungnya telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan umat manusia khususnya di bidang pengobatan. Manusia sudah menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat sejak zaman dahulu sebelum adanya obat-obat kemasan. Bahkan, sampai di zaman modern dewasa ini, masih banyak praktik pengobatan-pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan yang masih dilakukan masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu.
            Keji Beling adalah salah satu tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya batu ginjal. Pada penggunaannya, air rebusan dari daun Keji Beling inilah yang dipercaya berkhasiat mencegah pembentukan batu ginjal. Praktik penggunaan tumbuhan ini telah banyak dilakukan oleh masyarakat luas.
            Namun, seperti yang kita ketahui, tidak semua tumbuhan dalam pandangan islam aman dan halal untuk dikonsumsi. Dalam makalah ini, kami ingin menguraikan apa saja yang terkandung di dalam tumbuhan Keji Beling sehingga ia mampu menyembuhkan batu ginjal dan mengkaji kehalalan tumbuhan ini dalam sudut pandang Islam.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana batu ginjal dapat terjadi?
2.      Bagian manakah dari tumbuhan keji beling yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan batu ginjal?
3.      Apa saja kandungan dari bagian tumbuhan tersebut?
4.      Bagaimana prosedur pengolahan tumbuhan tersebut untuk mengobati batu ginjal?
5.      Adakah efek samping dari mengkonsumsi tumbuhan keji beling?
6.      Bagaimana pandangan Islam terhadap pengkonsumsian tumbuhan keji beling?

1.3  Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi terkait khasiat tumbuhan Keji Beling yang dipercaya mampu mengatasi batu ginjal dan pandangan islam terhadap kehalalan pengkonsumsian tanaman tersebut kepada pembaca.

1.4  Manfaat Penulisan
Teoritis : memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang khasiat tumbuhan Keji Beling.
Praktis: berguna bagi pembaca maupun pihak yang bersangkutan dalam penulisan makalah.


Bab II

ISI
2.1  Identifikasi

2.1.1        Asal Usul Tumbuhan Keji Beling
     Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak mirip seperti semak-semak. Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate menyebutnya dengan nama “lire”. Keji beling sering juga disebut dengan istilah kaca beling, ngikilo, keci beling, enyah kilo, picah beling. Tanaman ini tumbuh liar dan sangat mudah dijumpai di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah tepi sungai dan tanah kosong. Meski mampu tumbuh subur dan banyak dijumpai di Indonesia, namun tumbuhan ini bukan asli dari Indonesia, melainkan dari Madagaskar. Tanaman ini ditemukan oleh Thomas Anderson (1832-1870).
     Tanaman keji beling (Strobilanthes crispus) adalah tanaman terna yang biasa ditanam masyarakat sebagai tanaman pagar. Tanaman ini juga sebagai tanaman herbal liar hidup menahun yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dalam penyembuhan beberapa penyakit.

2.1.2        Klasifikasi Tumbuhan Keji Beling
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Scrophulariales
Famili              : Acanthaceae
Genus              : Strobilanthes
Spesies            : Strobilanthes crispus Bl

2.1.3        Morfologi Tumbuhan Keji Beling
     Tumbuhan Strobilanthes crispus adalah jenis tanaman berbatang basah dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak,memiliki batang beruas, bentuk batangnya bulat dengan diameter antara 0,12 - 0,7 cm, berbulu kasar, percabangan monopodial sehingga bisa dipisahkan dari tanaman induk. Kulit batang berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau pada waktu muda dan berubah jadi coklat setelah tua.
     Tergolong jenis daun tunggal, berhadapan, bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong, permukaan daunnya memiliki bulu halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, panjang helaian daun berkisar ± 5 - 8 cm, lebar ± 2 - 5 cm, bertangkai pendek, tulang daun menyirip, dan warna permukaan daun bagian atas hijau tua sedangkan bagian bawah hijau muda.
     Bunganya tergolong bunga majemuk, bentuk bulir padat, mahkota bunga bentuk corong, terbagi lima, berambut dan warna bunga putih kuning atau ungu. Benang sarinya berjumlah empat, berwarna putih dan kuning.
     Keji beling memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna hitam setelah tua atau matang, berisi 2-4 biji. Untuk bijinya berbentuk bulat, pipih, ukurannya kecil dan berwarna coklat.
     Sistem perakarannya tunggang, bentuk akar seperti tombak, dan berwarna coklat muda.

2.2  Pembahasan

2.2.1        Penyebab Terjadinya Batu Ginjal
     Batu ginjal (renal lithiasis) adalah gumpalan kecil dan keras yang terbentuk di dalam ginjal anda. Batu ginjal terbentuk dari mineral dan asam garam. Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal. Pada skenario yang umum, batu ginjal terbentuk ketika urin berkonsentrasi, mineral mengkristal dan menggumpal.


     Sakit batu ginjal biasanya dimulai pada sisi tubuh atau punggung, di bawah pinggul serta bergerak ke perut bagian bawah dan pangkal paha. Rasa nyeri berubah seiring dengan pergerakan batu ginjal pada saluran urin. 
     Batu ginjal biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen. Pengobatan rasa sakit dan minum banyak air merupakan bagian dari pengobatan yang sering dibutuhkan. Bagaimanapun, pengobatan dapat membantu mencegah terbentuknya batu ginjal pada mereka dengan peningkatan risiko.
     Batu ginjal dapat ataupun tidak menyebabkan tanda dan gejala sampai batu tersebut bergerak di dalam ureter –pipa yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Pada satu titik, tanda dan gejala yang dapat terjadi adalah:
·         Nyeri yang parah pada sisi tubuh atau punggung, di bawah pinggul
·         Nyeri yang menyebar ke bagian bawah tubuh dan pangkal paha
·         Nyeri pada saat buang air kecil
·         Urin berwarna merah muda, merah atau coklat
·         Mual dan muntah
·         Sering buang air kecil
·         Demam dan menggigil saat infeksi terjadi

2.2.2        Bagian Keji Beling yang Bermanfaaat
     Bagian keji beling yang bermanfaat adalah bagian daunnya. Di dalam daun memiliki banyak kandungan yang berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti meluruhkan batu ginjal, batu empedu, obat disentri, diare, gatal terkena ulat atau semut, dan lain-lain. Cara menggunakannya dengan di rebus ataupun di makan sebagai lalapan.

2.2.3        Kandungan Tumbuhan Keji Beling
     Herbal Keji Beling memiliki kandungan mineral sangat tinggi. Kalium 1%, Kalsium 24%, Natrium 24%, Ferum 1%, Fosfor 1%. Daunnya mengandung Vitamin C, B1, dan B2 yang tinggi. Dari berbagai penelitian diketahui tumbuhan Keji Beling mengandung zat-zat kimia seperti, Kalium, Kalsium, Natrium dan Asam silikat. Kalium berfungsi melancarkan kencing dan penghancur batu dalam empedu, ginjal dan kandung kemih. Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstra seluler untuk meningkatkan volume darah. Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan darah dan juga sebagai katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh serta mempertahankan fungsi membrane sel. Sedangkan Asam Silikat berfungsi mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa nonpolar lainnya.

2.2.4        Manfaat dan Khasiat Keji Beling
     Dari berbagai penelitian diketahui tanaman keji beling mengandung zat-zat kimia antara lain : kalium, natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi. Kalium pekat  yang terkandung dalam daun keji beling bisa meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur lainya yang terkandung dalam keji beling dapat memperlancar sekresi gula dalam darah, menghancurkangumpaalankolesteroldalamdarah, membantu proses pembuangan tinja yang keras sehingga bisa berfungsi sebagai pencahar. Disamping itu kandungan anti racun yang terdapat dalam daun keji beling dapat menyembuhkan sakit akibat gigitan ular berbisa.
     Daun keji beling juga dapat digunakan sebagai obat disentri dan diare. Daun tumbuhan ini selain direbus untuk diminum airnya juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari secara teratur. Daun keji beling jjuga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal terkena ulat atau semut hitam. Caranya dengan mengoleskan langsung daun keji beling ke bagian tubuh yang gatal. Selain itu, daun ini juga dapat mengatasi tumor, diabetes melitus, liver, dan maag dengan cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari.

2.2.5        Dosis dalam Resep Modern dan Tradisional
     Dosis modern untuk keji beling belum memiliki dosis yang disepakati. Tetapi menurut penelitian yang telah ada sebelumnya, keji beling tidak boleh dikonsumsi melebihi 2 gram serbuk sekali minum. Oleh sebab itu, penderita sebaiknya membatasi konsumsi kejibeling untuk terhindar dari adanya efek samping.
     Pembuatan ramuan kejibeling dapat dilakukan dengan resep tradisional, seperti diolah menjadi ramuan, teh dan lain sebagainya. Pembuatan ramuan kejibeling untuk pengobatan batu ginjal diantaranya:
Ø  Ramuan pertama:
-          Sediakan 30 lembar daun keji beling.
-          Rebus ke dalam 2 gelas air.
-          Minum airnya sekaligus setelah dingin.
Ø  Ramuan kedua:
-        Sediakan 50 gram daun keji beling, 7 batang meniran dan 7 lembar daun ungu.
-        Setelah semua bahan dicuci, rebus ke dalam 4 gelas air hingga airnya tersisa setengahnya.
-        Setelah dingin, minum sebanyak 3 kali dalam sehari.
Ø  Ramuan ketiga
-    Sediakan daun kejibeling, daun sarap, daun pecut kuda, daun kumis kucing masing-masing 7 lembar
-    Direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 3 gelas, setelah dingin disaring.
-    Minum dua kali sehari, ¾ gelas tiap kali minum
Ø  Ramuan keempat
Campuran dari 50 gram daun keji beling segar, 6 buah tongkol jagung, 50 gram rambut jagung, dan 30 gram kumis kucing. Ramuan tersebut dicuci bersih, kemudian direbus dengan 800 cc air hingga air yang tersisa 450 cc, kemudian larutan disaring. Ramuan ini diminum 3 kali sehari dan setiap kali hanya 150 cc. (Mursito,2001)
Ø  Batu ginjal
Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. atau Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
2.2.6        Efek Samping dari Penggunaan Daun Keji Beling
     Keji beling pada umumnya aman untuk dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah wajar. Sedangkan efek sampingnya belum diketahui sampai sekarang. Namun, jika mengalami gejala efek samping setelah mengkonsumsinya, maka disarankan untuk segera menghentikan pengggunaan kemudian berkonsultasi dengan dokter.
     Kejibeling selain dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan ginjal, menurut penelitian tanaman ini memiliki efek samping jika dikonsumsi melebihi 2 gram serbuk sekali minum. Dengan konsumsi melebihi dosis dapat menimbulkan iritasi saluran kemih, selain itu ternyata ditemukan adanya sel-sel darah merah dengan jumlah melebihi batas normal pada urine pasien yang mengonsumsi keji beling untuk mengobati sakit batu ginjal. Hal ini karena daun kejibeling mengandung potassium dan menyebabkan tanaman ini digolongkan sebagai golongan diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Diuretik adalah golongan obat-obatan yang sifatnya meningkatkan produksi urine dan biasa digunakan sebagai terapi pada penderita tekanan darah tinggi. Selain itu adanya asam silikat menyebabkan penderita gastritis dilarang keras untuk mengonsumsi kejibeling.
     Yang menjadi permasalahan mendasar obat herbal adalah belum adanya standar dosis pada setiap tanaman obat agar dapat digunakan sebagai bahan terapi. Daun kejibeling ini belum banyak diteliti karena itu efek samping yang ditimbulkanpun belum banyak diketahui. Hal ini dapat menyebabkan penderita salah dalam mengonsumsi karena jika dosis yang digunakan berlebihan juga dapat menimbulkan efek samping.

2.3  Pandangan Hukum Islam Tentang Penggunaan Daun Keji Beling

     Karena belum adanya penelitian mendalam tentang kejibeling, sampai sekarang pun belum ada hukum yang mengharamkan pengonsumsian kejibeling. Tetapi MUI mengeluarkan fatwa bahwa pada dasarnya tumbuhan obat adalah halal, namun bisa menjadi haram apabila dalam pengolahan dan pemrosesan lanjut dengan bahan tambahan dan atau bahan penolong yang tidak halal. Selain proses dan pengolahan, kehalalan tumbuhan obat dipengaruhi dari cara memperolehnya apakah didapat dengan cara halal atau haram.






BAB III

PENUTUP
3.1       Kesimpulan
            Dapat disimpulkan secara detail, bahwasannya identifikasi dari tanaman keji beling sendiri memiliki karakteristik yang menarik bagi penemuan obat herbal di dunia, terutama di Indonesia. Walaupun tidak ditemukan pertama kali di Indonesia, tetapi proses dan penggunaannya dapat dilakukan di Indonesia, yang terkenal dari produksinya adalah untuk pengobatan penyakit batu ginjal dan beberapa penyakit yang berhubungan dengan organ ginjal. Selain itu, kandungan dan manfaatnya yang dapat ditimbulkan dalam pengonsumsian secara benar dapat menghasilkan efek yang sangat signifikan untuk penyembuhan berbagai macam penyakit, termasuk yang paling dominan adalah keterkaitan senyawanya dalam penyembuhan berbagai macam penyakit pada organ ginjal.
            Tanaman keji beling yang dimanfaatkan untuk produksi obat herbal adalah bagian daunnya. Walaupun sebagian dari bagian tubuh tumbuhannya ada yang dapat dimanfaatkan untuk produksi lain, tapi yang lebih mendominasi dari pemanfaatannya adalah daunnya.
            Tanaman keji beling sendiri tidak dapat digunakan secara berlebihan dan dengan dosis yang tidak lazim, karena walaupun belum ditemukan efek sampingnya selain alergi. Namun, hal ini pun harus diwaspadai dalam penyediaan dosisnya.
            Tanaman keji beling ditemukan untuk pengobatan berbagai penyakit pada organ-organ manusia, terutama organ ginjal. Beberapa sebab terjadinya endapan zat kapur dalam ginjal yang biasa terkenal dengan sebutan “batu ginjal”, disebabkan oleh urine yang berkonsentrasi dengan mineral yang berlebihan dan tertimbun, kemudian mengalami penggumpalan dan pengkristalan di dalam ginjal. Sehingga terbentuknya gumpalan yang memadat dari senyawa CaCO3 dalam ginjal dan hal dapat dihindari dengan cara mengkonsumsi banyak air mineral agar transportasi zat makanan dan metabolisme tubuh dapat berjalan secara lancar.
            Hukum mengkonsumsi daun keji beling pun di halalkan oleh MUI, sebab kandungan dalam tanaman keji beling sendiri tidak mengandung senyawa yang membahayakan tubuh. Dan segala jenis tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, itu tidaklah diharamkan.
3.2       Saran
            Penggunaan dan pemanfaatan tanaman keji beling, sebaikanya digunakan sebagaimana funsinya dan dengan takaran yang telah ditentukan serta tidak berlebihan dalam dosis penggunaannya.
            Pencegahan dalam menangani berbagai masalah penyakit perlu diperhatikan, terutama penyakit batu ginjal. Kerena sebelum melakukan pengobatan, harus diawali oleh sebuah usaha dalam mencegahnya. Salah satu untuk mencegah penyakit batu ginjal adalah dengan cara mengkonsumsi air mineral sebanyak-banyaknya. Karena air mineral dapat melancarkan metabolisme tubuh, dan dengannya dapat mencegah berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
            Memperhatikan hukum atau dasar agama dalam penggunaan berbagai macam produksi, agar tidak terjebak oleh produksi haram. Dan apabila terdapat efek yang tidak wajar, segera konsultasikan keluhan tersebut kepada dokter spesialis.



DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Aji.2012.”Waspada Efek Samping Tanaman Obat”. http://farmatika.blogspot.com/2012/05/waspada-efek-samping-tanaman-obat.html.
Anonim.2013.”Beberapa Tanaman Herbal dan Efek Sampingnya”. http://www.vemale.com/topik/tanaman-obat/42621-beberapa-tanaman-herbal-dan-efek-sampingnya-2.html.
Echo, hologram.2014.”Keci Beling (Strobilanthes crispa)”. http://www.herbalmedicineindonesia.com/2014/10/kecibeling-strobilanthes-crispa.html.
Yahya, Jesicca Andrea dkk. 2009.PKM Pemanfaatan Teh Daun Keji Beling (Strobilanthes Crispus Bl) Sebagai Alternatif Pengobatan Penyakit Batu Ginjal dan Diabetes.Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Anonim.2015.Herbal Keji Beling”.http://kb.123sehat.com/herbal/keji-beling/.
Permana, dody.2009.”Daftar Makanan Yang Halal dan Haram dalam Islam”.




LAMPIRAN

 




No comments:

Post a Comment