Memegang Kertas Tingkatkan Resiko Reproduksi
Setiap selesai melakukan pembayaran,
anda tentu akan menerima bukti bayar, baik berupa bon, nota, atau
kuitansi. Jangan anggap remeh, paparan terlalu sering dan tidak bersih
saat memegang kertas tersebut dapat meningkatkan risiko masalah
reproduksi dan neurologis.
Para peneliti melaporkan dalam The
Journal of the American Medical Association (JAMA) bahwa bisphenol A
atau yang lebih dikenal sebagai BPA biasanya masuk ke dalam tubuh
melalui konsumsi makanan kalengan. Namun kini BPA juga bisa masuk dengan
sentuhan langsung melalui kulit.
"Meskipun bukan sumber utama paparan,
tapi sentuhan dari kertas juga bisa menjadi sumber tambahan yang tidak
diketahui sebelumnya," kata Dr. Shelley Ehrlich, seperti dilansir laman
News Max Health, Jumat (21/3).
BPA umumnya digunakan dalam proses
pembuatan plastik keras dan telah dilarang penggunaannya di dalam
produksi botol bayi. Selain itu, bahan kimia ini juga sering digunakan
pada lapisan interior kaleng makanan, yang kemudian dapat larut ke dalam
makanan yang disimpan dalam wadah tersebut dan berakhir di dalam tubuh
orang yang mengonsumsinya.
Selain pada barang-barang tersebut, BPA
rupanya juga ditemukan di dalam kertas termal. Kertas termal ini
biasanya digunakan di dalam mesin fax dan masih umum digunakan pada
produksi kertas bon, nota, atau bukti bayar. kertas ini dilapisi dengan
bahan yang bisa berubah menjadi hitam ketika diberi efek panas. Printer
mesin kasir biasanya mencetak angka dan huruf menggunakan panas.
Sebelumnya BPA telah dikaitkan dengan
sejumlah masalah kesehatan, termasuk gangguan reproduksi dan anomali
perkembangan otak pada anak-anak yang terpapar dalam rahim. Tingginya
kadar BPA dalam urine juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
obesitas di kalangan anak-anak.
Untuk studi terbaru ini, Ehrlich dan
rekan-rekannya merekrut 24 mahasiswa antara tahun 2010 dan 2011. Para
peserta berusia minimal 18 tahun dan tidak sedang hamil. Pertama, para
peserta diminta untuk memegang kertas bon dengan tangan kosong. Satu
pekan kemudian, mereka diminta untuk memegang kertas bon dengan
mengenakan sarung tangan.
Sebelum mereka memegang kertas bon, para
peneliti menemukan 20 dari 24 peserta memiliki sejumlah kecil BPA dalam
sampel urinenya. Setelah percobaan pertama, BPA dimiliki oleh semua
sampel urine dalam tingkat yang masih di bawah rata-rata. Seiring
berjalannya waktu, konsentrasi BPA dalam sampel urine meningkat.
Sementara itu, kadar BPA pada urine peserta saat mengenakan sarung
tangan tidak ditemukan adanya peningkatan kadar BPA yang signifikan.
Ehrlich mengatakan orang-orang biasa
umumnya tidak perlu terlalu khawatir dengan temuan ini, terkecuali pada
mereka yang sering kontak dengan kertas tersebut, seperti petugas kasir
dan teller bank. Hal ini terutama perlu diwaspadai jika mereka sedang
hamil atau berada pada usia subur.
"Anda harus berhati-hati. Kertas
tersebut merupakan sumber paparan BPA dan jika anda banyak berkontak
dengannya setiap hari, maka anda mungkin harus mempertimbangkan
penggunaan sarung tangan untuk saat ini. Jika tidak, ada baiknya znda
juga sesering mungkin cuci tangan sepanjang hari," pungkasnya.(fny/jpnn)
No comments:
Post a Comment