Sunday, March 23, 2014

Gangguan tidur sama dengan gangguan jantung



Ternyata, gangguan tidur sama dengan gangguan jantung!

Tidur telah lama diketahui sebagai salah satu cara untuk membuat tubuh Anda tetap sehat dan berenergi. Sebab saat tidur, tubuh Anda diberikan waktu untuk mengistirahatkan semua anggota tubuh dan memulihkan energi yang hilang karena seharian beraktivitas.

Namun nyatanya, ada saja hal yang mengganggu kualitas tidur Anda. Seperti sleep apnea. Sleep apnea merupakan jeda nafas yang terjadi saat Anda tidur. Hal ini terjadi ketika tidak ada udara yang mengalir dengan mudah ke paru-paru karena saluran pernapasan Anda tertutup. Kemudian menimbulkan jeda antara 10-30 detik yang disadari oleh otak. Maka Anda pun terjaga untuk mengambil napas. Apabila hal ini terjadi berulang kali maka tentu saja akan mengganggu kualitas tidur Anda.

Dan seperti dilansir dari indiatimes.com, gangguan ini ternyata juga dapat mengganggu kesehatan jantung Anda.

"Seperti yang diketahui bahwa oksigen juga diperlukan untuk menjaga kesehatan darah. Namun apabila pasokan oksigen ini terganggu maka tentu saja akan menimbulkan masalah bagi kesehatan jantung Anda," jelas J.P.S Swahney, ketua departemen kardiologi di Rumah Sakit Sir Gangaram, India.

Dia juga menjelaskan, penyakit ini dapat diobati. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan terapi mesin C-Pap. Mesin ini akan mencegah otot tenggorokan melemas yang kemudian akan menutup saluran pernapasan.

Jejaring sosial mampu memicu gangguan makan


Jejaring sosial mampu memicu gangguan makan?

Merdeka.com - Jejaring sosial merupakan salah satu hal yang paling banyak diakses orang ketika mereka menggunakan internet. Tidak hanya mampu membuat Anda terhubung dengan keluarga atau teman, jejaring sosial juga dapat membantu Anda untuk menemukan dan berkenalan dengan banyak teman baru. Selain itu jejaring sosial juga dapat memberikan Anda akses informasi yang tidak terbatas.

Namun di balik manfaat positifnya, ada manfaat negatif dari jejaring sosial yang perlu Anda waspadai. Seperti dilansir dari torontosun.com, sebuah penelitian dari The Florida State University mengungkapkan bahwa mereka yang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengakses jejaring sosial, maka akan memiliki kemungkinan besar untuk mengalami gangguan makan.

"Jejaring sosial merupakan salah satu sarana untuk 'menjual' diri Anda agar Anda menarik banyak perhatian entah itu teman sesama jenis maupun lawan jenis. Sehingga tanpa disadari Anda pun berlomba untuk memasang foto semenarik mungkin. Akibatnya ada kecenderungan Anda untuk terobsesi menjadi kurus agar terlihat menarik saat di foto. Anda pun mulai memiliki kecenderungan untuk mengurangi makan hingga mengalami gangguan makan," jelas profesor psikologi Pamela K. Keel dari The Florida State University.

"Hal ini merupakan kasus yang patut diwaspadai. Sebab Anda malah akan menghancurkan tubuh Anda sendiri untuk obsesi yang tidak sehat. Padahal apa yang Anda lihat di jejaring sosial bisa saja merupakan foto editan," tutupnya.

Tubuh kurus bukan jaminan terhindar dari kanker payudara

Ternyata tubuh kurus bukan jaminan terhindar dari kanker payudara!

Merdeka.com - Selama ini banyak penelitian yang menyebutkan bahwa wanita yang bertubuh gemuk akan memiliki risiko besar terkena kanker payudara. Alasannya karena jaringan lemak di dalam tubuh mereka mampu memicu pertumbuhan sel kanker payudara.

Namun ternyata seperti dilansir dari dailymail.co.uk, wanita yang bertubuh kurus pun akan memiliki risiko yang sama besarnya untuk terkena kanker payudara dengan wanita bertubuh gemuk.

"Berat badan seorang wanita ternyata bukan faktor utama dalam penentuan risiko kanker payudara. Sebab apabila Anda bertubuh kurus sekalipun namun jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang bermanfaat, Anda tetap mempunyai risiko yang besar untuk terkena penyakit ini," jelas seorang peneliti dari Karolinska Institute in Stockhold bernama Ylva Trolle Lagerros.

"Salah satu cara yang efektif untuk mencegah kanker payudara adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara konstan. Anda dapat memulai dengan berjalan kaki dan berenang. Hindari melakukan kegiatan yang monoton setiap hari seperti hanya duduk di depan komputer atau televisi. Sebab perilaku ini tidak hanya memperbesar risiko terkena kanker payudara namun juga penyakit-penyakit lainnya," lanjutnya.

Kanker payudara saat ini masih menjadi kanker kedua terbesar yang menjangkiti tubuh wanita selain kanker rahim. Anda dapat mengurangi risikonya dengan selalu menerapkan pola hidup sehat, seimbang, dan aktif.

Saturday, March 22, 2014

Waspada, Memegang Kertas Tingkatkan Resiko Reproduksi

Memegang Kertas Tingkatkan Resiko Reproduksi

Setiap selesai melakukan pembayaran, anda tentu akan menerima bukti bayar, baik berupa bon, nota, atau kuitansi. Jangan anggap remeh, paparan terlalu sering dan tidak bersih saat memegang kertas tersebut dapat meningkatkan risiko masalah reproduksi dan neurologis.
Para peneliti melaporkan dalam The Journal of the American Medical Association (JAMA) bahwa bisphenol A atau yang lebih dikenal sebagai BPA biasanya masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan kalengan. Namun kini BPA juga bisa masuk dengan sentuhan langsung melalui kulit.
"Meskipun bukan sumber utama paparan, tapi sentuhan dari kertas juga bisa menjadi sumber tambahan yang tidak diketahui sebelumnya," kata Dr. Shelley Ehrlich, seperti dilansir laman News Max Health, Jumat (21/3).
BPA umumnya digunakan dalam proses pembuatan plastik keras dan telah dilarang penggunaannya di dalam produksi botol bayi. Selain itu, bahan kimia ini juga sering digunakan pada lapisan interior kaleng makanan, yang kemudian dapat larut ke dalam makanan yang disimpan dalam wadah tersebut dan berakhir di dalam tubuh orang yang mengonsumsinya.
Selain pada barang-barang tersebut, BPA rupanya juga ditemukan di dalam kertas termal. Kertas termal ini biasanya digunakan di dalam mesin fax dan masih umum digunakan pada produksi kertas bon, nota, atau bukti bayar. kertas ini dilapisi dengan bahan yang bisa berubah menjadi hitam ketika diberi efek panas. Printer mesin kasir biasanya mencetak angka dan huruf menggunakan panas.
Sebelumnya BPA telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk gangguan reproduksi dan anomali perkembangan otak pada anak-anak yang terpapar dalam rahim. Tingginya kadar BPA dalam urine juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas di kalangan anak-anak.
Untuk studi terbaru ini, Ehrlich dan rekan-rekannya merekrut 24 mahasiswa antara tahun 2010 dan 2011. Para peserta berusia minimal 18 tahun dan tidak sedang hamil. Pertama, para peserta diminta untuk memegang kertas bon dengan tangan kosong. Satu pekan kemudian, mereka diminta untuk memegang kertas bon dengan mengenakan sarung tangan.
Sebelum mereka memegang kertas bon, para peneliti menemukan 20 dari 24 peserta memiliki sejumlah kecil BPA dalam sampel urinenya. Setelah percobaan pertama, BPA dimiliki oleh semua sampel urine dalam tingkat yang masih di bawah rata-rata. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi BPA dalam sampel urine meningkat. Sementara itu, kadar BPA pada urine peserta saat mengenakan sarung tangan tidak ditemukan adanya peningkatan kadar BPA yang signifikan.
Ehrlich mengatakan orang-orang biasa umumnya tidak perlu terlalu khawatir dengan temuan ini, terkecuali pada mereka yang sering kontak dengan kertas tersebut, seperti petugas kasir dan teller bank. Hal ini terutama perlu diwaspadai jika mereka sedang hamil atau berada pada usia subur.
"Anda harus berhati-hati. Kertas tersebut merupakan sumber paparan BPA dan jika anda banyak berkontak dengannya setiap hari, maka anda mungkin harus mempertimbangkan penggunaan sarung tangan untuk saat ini. Jika tidak, ada baiknya znda juga sesering mungkin cuci tangan sepanjang hari," pungkasnya.(fny/jpnn)

Tuna Wicara Bisa Kuliah di Kimia Unair

Kamis, 20 Maret 2014 20:48 WIB
Tuna Wicara Bisa Kuliah di Kimia Unair  
TRIBUNNEWS.COM. SURABAYA – Para penyandang disabilitas akhirnya bisa kuliah di program studi sains dan teknologi (saintek) Universitas Airlangga (Unair). Ada tujuh prodi yang membuka kesempatan bagi penyandang tuna wicara dan kelainan fungsi gerak yakni, Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Statistika, Sistem Informasi dan Teknobiomedik.

Hanya saja kelonggaran itu baru berlaku untuk seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Sementara di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang kini prosesnya sedang berjalan, masih membatasi para penyandang disabilitas di semua program studi saintek.
Di bagian lain, prodi Budidaya Perairan yang di SNMPTN tidak mensyaratkan apapun, di SBMPTN nanti tidak memboleh tunanetra, wicara, dan buta warna.

Wakil Rektor 1 Unair Prof Achmad Syahrani mengungkapkan, kelonggaran tujuh prodi untuk penyandang disabilitas itu berdasarkan hasil kajian yang dilakukan beberapa  hari terakhir menyikapi permintaan majelis rektor dan panitia SNMPTN pusat.

“Karena proses SNMPTN sudah berjalan kami tidak bisa memberlakukan kelonggaran itu agar tidak memicu gejolak para pendaftar disabilitas yang sudah telanjur ditolak dari prodi-prodi itu,”terang Syahrani saat ditemui di kampusnya, Kamis sore (20/3/2014).

Diperbolehkan penyandang tuna wicara dan kelainan fungsi gerak memilih tujuh prodi tersebut karena dinilai ketunaannya tidak akan mempengaruhi proses pembelajaran.

Sementara ketunaan lain seperti tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dan buta warna tidak bisa masuk prodi saintek karena memang di 16 prodi saintek tidak bisa dilakukan dengan keterbatasan fisik tersebut.

“Ini bukan diskriminasi, tetapi suatu kerangka untuk kompetensi. Toh, mereka masih bisa memilih program studi sosial,”kata guru besar Farmasi.

Menurut Syahrani, seluruh prodi sosial seperti akuntansi, manajemen dan ilmu komunikasi tidak membatasi calon mahasiswa dengan ketunaan apapun. Dan untuk itu, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk persyaratan sarana dan prasarana untuk para penyandang disabilitas ini.

Diakuinya, prasarana yang ada saat ini memang belum menunjang untuk para disabilitas. Seperti belum adanya lift atau tangga khusus bagi penyandang tuna daksa di prodi-prodi social. Sehingga para tuna daksa ini harus mencari teman atau asisten untuk membantunya naik ke lantai dua atau lebih.

“Kami sudah memikirkan akan member lift, tapi sesuai aturannya hanya gedung berlantai tiga ke atas yang boleh memakai lift, sehingga tidak jadi,”kata pria asli Balikpapan, Kalimantan.

Persyaratan khusus ini sifatnya mutlak dan tidak bisa ditawar. Karena itu ketika nanti ada calon mahasiswa yang lolos tetapi dalam tes kesehatan ternyata memiliki ketunaan yang tidak disyaratkan, pihaknya akan meminta untuk mencari prodi lain yang bisa mentoleransinya. Jika tidak mau, maka dia bisa keluar dari Unair.

“Hampir setiap tahun ada dua sampai tiga calon mahasiswa yang demikian. Malah kemarin ada anak dokter yang ternyata menderita buta warna sebagian. Meski dia tetap ngeyel, kami tetap tidak membolehkan,”katanya.

Bahkan persyaratan ini akan melekat selama perkuliahan. Artinya ketika dalam proses kuliah ternyata dia mengalami kecelakaan dan akhirnya lumpuh, maka apabila dia masuk jurusan saintek, terpaksa dia harus pindah ke jurusan sosial.
Diakui Syahrani persyaratan yang dibuat Unair ini memang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, meski prodinya sama. Hal itu terjadi karena saat ini belum ada standar yang sama yang berlaku secara nasional.

“Kami akan mengusulkan hal ini melalui asosiasi prodi seperti APTFI untuk Farmasi maupun Hipsi untuk psikologi,”tandasnya.